Rabu, 26 Maret 2008

CAHAYA MATA

Aqilah Aulia Yumna
Danish Ayman
Menikah di usia relatif muda mungkin untuk sebagian orang tidak meyakinkan,atau belum terlalu matang,tapi ternyata kematangan itu pun tercipta karena banyaknya pengalaman,entah itu pengalaman kita sendiri atau juga pengalaman orang lain,menikah muda di usia 25 tahun membuat saya mempunyai kehidupan yang lebih berwarna,setidaknya saya jadi bisa lebih teratur dan terarah dalam menjalani hidup,lebih nyaman dengan adanya pendamping,dan lebih bersemangat untuk selalu sehat karena ada anak-anak yang ceria menanti untuk bermain bersama saya. Sejatinya menikah yang saya pahami adalah sebuah usaha menjaga kesucian diri,bahwa kemudian ada hal-hal yang terkait selanjutnya itulah warna-warni seru yang akan kita coretkan dalam lembar harian kita,sudah hal yang lumrah jika nantinya kita bertemu dengan konflik keluarga pihak suami atau pihak istri,bahkan hal itu buat saya malah semakin memperkaya wawasan kita lebih jauh lagi tentang seluruh keluarga besar kedua belah pihak,ada cerita sedih atau bahagia semuanya seperti cerita yang silih berganti…apalagi aku yang notabene anak bungsu dari sepuluh bersaudara,kalo diceritain entah ada berapa episode yah semuanya…dari kakak pertama sampe saya sendiri bisa jadi panjang ceritanya. Menikah dengan teman sekolah hampir tidak pernah terpikir atau bahkan menjadi cita-cita saya sejak dulu…kebayang pun tidak ha..ha.. ha.tapi inilah garis hidup yang ternyata mesti dijalani,dulu gak ada niat mo nikah ama temen sekolah tapi inget kenangan terakhir pada saat-saat sebelum perpisahan dan ujian tiba,saya memang sempat terpesona oleh laki-laki ini sedikit kesan yang saya dapet tapi ternyata sangat mendalam,senyumnya yang khas,dan gaya bicaranya dengan semua teman-teman perempuan membuat saya diam-diam memendam pesonanya jauh dilubuk hati saya…ya..ternyata itu yang dikabulkan Alloh buat saya…lelaki yang terbaik menurut-Nya yang memang sesuai dengan bingkai kepribadian saya(InsyaAllah ya sayang J…).Saya yang sudah tidak berayah lagi sejak TK tentu sangat mengharapkan figure bapak yang ideal, dalam pandangan saya..laki-laki yang sabar,tangguh,gak cengeng dan mao bekerjasama dalam hal apapun dengan saya(banyak banget syaratnya…) ternyata dia punya semuanya yang saya idamkan,gimana saya gak bersyukur coba?semoga perjalanan perahu yang kami kayuh lancar-lancar selalu meskipun ada saja rintangannya tapi bersama kami yakin bisa melewatinya. Kehamilan anak pertama membuat saya lebih sensitive sekali,cemburu –cemburu yang berhamburan tak tentu arah,dan juga ngambek-ngambek kecil,wah betapa menyiksanya perasaan sensitive itu,kadang capek juga sih(apalagi suamiku ya…) menghadapi diriku sendiri,apa yang diinginkan kadang gak sejalan,minta diperhatikan lebih dan lain-lain,dari mulai ngidam yang aneh-aneh semuanya dengan sabar dituruti oleh suami saya,beruntung gak terlalu neko-neko permintaannya jadi bisa dipenuhi,kehamilan pertama ini saya tetap energik dan aktif menikmati hari-hari,tidak terasa lelah dan letih menjalaninya, ketika memasuki bulan ke sembilan,barulah terasa lebih berat dan juga lebih gerah suhu tubuhku,mulai tidur dengan posisi gak nyaman,memang tugas mulia jadi ibu dimulai sudah semenjak awal-awal kehamilan,bahkan jauh sebelum pernikahan,menyiapkan bekal pengetahuan dan pengalaman dari kakak-kakak saya,rasa deg-degan mendekati persalinan juga hampir menyiksa ,karena sepanjang sejarah hidup belom pernah masuk lama-lama ke rumah sakit ,paling cuman buat cabut gigi karena waktu kecil hobi makan coklat. Tiba waktunya persalinan,tepat minggu malam senin saya di bawa kerumah sakit,dokter langganan saya periksa sedang di luar kota,saya di putuskan untuk operasi Caesar karena detak jantung bayi saya tidak normal,belom banyak pengetahuan saya waktu itu,dan juga kekhawatiran anak pertama menghantui jadi kami ikut keputusan dokter untuk Caesar,kupandangi mata suamiku, lekat,siapkah dia jika terjadi apa-apa denganku,sepertinya mata itu sudah ikhlas memberikan apa saja yang terbaik untukku,atau takut melihat istrinya kelak masuk ruang operasi,yang pasti laki-laki sabar ini menyimpan erat gejolak yang bergemuruh didadanya,deg-degan pasti apalagi aku gak akrab sama yang namanya rumah sakit,wah mesti siap-siap baca doa dalem hati terus,minta kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan operasi,karena gimanapun manusia Cuma usaha hasil akhirnya pasti ditangan Allah, perjuangan jadi seorang ibu harus dilalui,dengan catatan medisku yang kekurangan darah ngeri juga sih… Bismillah…tepat jam sebelas malam dokter yang biasa aku datangi setiap kontrol datag,dia masih berpakaian luar dinas,sepertinya habis menghadiri acara undangan..wah ternyata bisa datag juga dia…soalnya saya lebih seneng ke dokter perempuan lah dari pada yang laki-laki,kalo memang tidak dalam keadaan darurat banget,sebelum operasi semua alat-alatnya disterilisasi dulu karena di pakai operasi sebelumnya,maka jadilah saya menunggu di ruang operasi yang dingin entah berapa derajat ac-nya,denyut nadi saya di deteksi dengan alat rekam jantung,dan juga hidung saya di berikan oksigen,sambil mendengar lagu yang mengalun entah diruang mana,tapi yang pasti malam itu sunyi,saya ditinggal sendiri diruang itu,sambil terus menguatkan diri dengan doa,akhirnya jam setengah dua mulailah dokter membius lokal saya dengan suntikan di belakang punggung,sampai saya merasa kesemutan barulah dia mulai mengoperasi dan mengeluarkan bayi saya,satu dokter bedah,satu dokter anestesi,dokter kandungan,dan tiga asisten,terus serius sambil sesekali ngobrol dengan sesama rekan kerjanya,membuatku tidak terlalu tegang menghadapi operasi ini seolah-olah sudah hal yang biasa,saya masih sempat mendengar percakapan diantara mereka,sampai akhirnya selesai dikeluarkan bayi saya,”Ibu selamat ya anaknya sudah lahir.!” Suster di sampingku memberi selamat ,disodorkan pada saya “Assalamu’alaikum ..sayang”saya berucap lirih,ada rasa haru berdebur di dada..akhirnya ..dia perempuan yang cantik,sempurna anggota tubuhnya,semoga baik pula akhlak dan perilakunya ya.. Sekarang saya mengerti apa yang membuat seorang ibu begitu kuat dan tangguh dalam mengarungi hidup,meskipun banyak kesedihan ,pengkhianatan,dan kekecewaan ..karena dia menjadi malaikat pelindung bagi jiwa-jiwa kecil yang lemah,seorang ibu sejatinya adalah tempat anak-anaknya merasa di didik,diberikan kasih sayang,dan perhatian tulus,maka kita tidak perlu bertanya lebih jauh jika dalam setiap rumah tangga yang berhasil pasti disana ada ibu yang selalu siap berkorban dan siap menjadi tempat pelipur lara,tanyakan pada setiap pribadi yang tangguh,penuh kasih sayang dan kesabaran,setiap jiwa yang padanya bersemai jiwa-jiwa pahlawan terkasih,maka jawabannya pasti sama mereka dididik oleh tangan-tangan ibu yang penuh kelembutan dan kasih sayang,pengorbanan,dan doa yang senantiasa dipanjatkan oleh ibunda tercinta,doa tulus dari hati-hati yang tidak pernah tersakiti oleh sikap anak-anaknya…dan tak lupa pula peran seorang ayah yang juga menjadi bagian yang bisa menyeimbangkan jiwa sang anak. Selamat datang sayang…jadilah bidadari kecilku yang anggun,pandai menjaga diri dan kehormatan,engkau wanita ..kelak ada jiwa-jiwa yang dititipkan Allah kepadamu untuk diajari indahnya kasih sayang,berbagi dan mencintai,kelak disandarkan padamu tugas mulia menjadi pilar pilar peradaban dunia,karena dalam dirimu Allah titipkan rahim yang dengannya bisa bersemai jiwa-jiwa yang penuh keikhlasan penghambaan kepada Tuhan semesta alam,maka jadilah anggun,penuh cinta dan kasih,didiklah kelak anak-anakmu dengan cinta,jangan biarkan amarah membutakan mata hatimu…besarkan mereka dengan indahnya kebersamaan,maka Allahlah sebaik-baiknya penjagamu hanya kepada-Nya kelak engkau memohon pertolongan dan kemudahan segala urusanmu.Tanpa terasa airmata meleleh dipipi deras bercucuran,doa selalu teriring untukmu bidadari kecilku,jadilah wanita yang terhormat dalam pergaulan peradaban ini,ditengah kecamuknya era globalisasi ini,aku titipkan engkau pada pemilik jiwamu ya sayang…semoga Allah senantiasa menjagamu.

Tidak ada komentar:

baju muslim anak

baju muslim anak
Rp.75.000